5 Fakta unik di balik tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610

METROUPDATE.CO.ID – Pesawat Lion Air JT 610 hilang kontak dan ditemukan jatuh dengan membawa ratusan penumpang di dalamnya. Pesawat rute Jakarta – Pangkal Pinang itu jatuh di perairan Laut Jawa atau tepatnya di utara Kota Bekasi, Jawa Barat.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menambahkan pesawat Lion Air JT 610 membawa total 189 orang yang terdiri dari 181 penumpang dan 8 awak pesawat.

Menhub Budi juga memastikan pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP milik maskapai Lion Air ini merupakan pesawat baru yang beroperasi sejak Agustus lalu.

“Pesawat yang digunakan adalah pesawat baru B 737-800 Max yg baru dioperasikan pada bulan Agustus 2018 dengan lama penerbangan sebanyak 800 jam,” ungkapnya.

Dirut Lion Air Group Edward Sirait mengatakan sebelum terbang ke Pangkalpinang, JT610 mendarat dari Denpasar. Usai dari Denpasar, pesawat nahas tersebut mengalami kendala teknis.

“Pesawat terakhir terbang dari Denpasar-Cengkareng dalam posisi memang ada laporan ada masalah teknis,” ujar Edward.

Namun, dia mengklaim kendala teknis tersebut sudah diselesaikan oleh engineer atau teknisi sesuai ketentuan. “Dan sudah dikerjaan sesuai prosedur yang dikeluarkan instansi berwenang,” tuturnya.

Atas kejadian tersebut, terdapat sejumlah fakta unik di baliknya. Berikut rangkumannya.


1. Pesawat Lion Air bernilai triliunan

Menurut informasi situs Boeing, saat ini pesawat Boeing 737 Max 8 rata-rata dibanderol sebesar USD 117,1 juta atau setara Rp 1,78 triliun (USD 1 = Rp 15.218).

Keluarga seri 737 Max adalah produksi Boeing yang penjualannya paling cepat dalam sejarah perusahaan penerbangan tersebut. 737 Max didaulat Boeing memiliki banyak kelebihan dibandingkan pesawat A320 produksi Airbus.

Perbandingan antara 737 Max dengan A320 Airbus beberapa kali ditampilkan secara eksplisit di situs resmi Boeing. Salah satunya menyebutkan bahwa 737 Max butuh waktu perawatan lebih sedikit ketimbang A320.

Lion Air menandatangani pembelian Boeing 737 Max pada 2011 lalu di Bali. Presiden Barack Obama menyaksikan perjanjian komersial sebesar Rp 195 triliun di KTT ASEAN di Bali pada 18 November 2011. Kemudian, Lion Air memesan 50 pesawat 737 Max 10 pada 2017 lalu di Paris Air Show.

Totalnya, Lion Air memesan 218 keluarga Boeing Max. Sementara, Boeing 737 Max 8 merupakan armada ke-10 yang dioperasikan Lion Air dari pesanan tersebut.


2. Australia larang pejabatnya terbang pakai Lion Air

Pemerintah Australia secara resmi mengimbau para pegawai pemerintah tidak terbang dengan maskapai Lion Air, menyusul peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Imbauan ini disampaikan melalui surat elektronik oleh Smartraveller, instansi di bawah Departemen Luar Negeri dan Perdagangan. Imbauan ini berlaku juga untuk seluruh kontraktor pemerintah Australia.

“Menyusul kecelakaan jatuhnya pesawat Lion Air pada 29 Oktober 2018, pegawai pemerintah Australia dan seluruh kontraktor diimbau untuk tidak terbang dengan Lion Air. Keputusan ini akan dievaluasi kembali setelah informasi terkait penyelidikan jatuhnya pesawat sudah jelas,” demikian bunyi imbauan itu, seperti dilansir laman the Guardian.


3. Tragedi Lion Air JT 610 jadi perhatian dunia

Kabar mengenai insiden ini seketika menyebar di berbagai pemberitaan global. Situs berita terkemuka di Singapura, The Straits Times, menuliskan berita terkait dengan judul “Pesawat Lion Air yang Membawa 178 Penumpang, Jatuh ke Laut Sesaat Setelah Lepas Landas dari jakarta“. Berita itu menyoroti jumlah penumpang yang disebutkan oleh juru bicara Basarnas, Yusuf Latif.

Kantor berita BBC juga melaporkan hal serupa, di mana fokus beritanya mengatakan pesawat Lion Air jatuh di perairan di timur laut Jakarta.

Sementara kabar yang menekankan pada momen hilangnya kontak pesawat Lion Air diturunkan oleh sebagian besar situs berita terkemuka dunia, seperti CNBC, ABC News, News Australia, Seattle Times, Telegraph, dan Fox News. Situs berita The Guardian dan CNN bahkan memasang update linimasa, yang terus mengabarkan perkembangan terbaru tentang jatuhnya pesawat Lion Air JT 610.


4. Tragedi JT 610 tak lepas dari serangan hoaks

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengimbau kepada warganet agar tak menyebarkan foto-foto korban dari musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 melalui media apapun termasuk media sosial. Bahkan, menyebarkan informasi hoaks tentang peristiwa ini.

“Kemkominfo mengimbau warganet Indonesia untuk tidak menyebarkan informasi hoaks ataupun informasi yang bukan berasal dari sumber berwenang terkait dengan musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang,” ujar Plt Kepala Humas Kemkominfo, Ferdinandus Setu.


5. Jatuhnya pesawat JT 610 jadi yang pertama untuk Boeing seri 737-8 Max

Pesawat Lion Air dengan nomor JT 610, rute Jakarta-Pangkalpinang jatuh usai dilaporkan hilang kontak setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada pukul 06.00 WIB, Senin (29/10).

“Pesawat type B737-8 Max dengan Nomor Penerbangan JT 610 milik operator Lion Air yang terbang dari Bandar Udara Soekarno Hatta, Banten menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang, dilaporkan telah hilang kontak pada 29 Oktober 2018 pada sekitar pukul 06.33 WIB,” jelas Kepala Bagian Kerja Sama dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Sindu Rahayu.

Dilaporkan oleh The Guardian, bahwa pesawat nahas tersebut merupakan kasus yang pertama kali terjadi pada armada Boeing 737-8 Max, di mana notabene termasuk baru di kelasnya.

(sumber : merdeka.com)

Komentar