METRO UPDATE.CO.ID— MURATARA-Meningkatnya curah hujan dalam beberapa hari terakhir, kembali membuat jalan warga berlumpur. Warga Desa Pauh, Kecamatan Rawas Ilir, kabupaten Muratara mengandalkan akses jalan tanah merah itu dan kesulitan untuk dilintasi.
Informasi dihimpun Media , di pertengahan Februari 2021, intensitas hujan terus meningkat di wilayah Muratara. Kondisi itu mengakibatkan, sejumlah wilayah mulai mengalami banjir dan kedalaman dua aliran sungai di wilayah ini meningkat.
Alam warga Desa Pauh, Kecamatan Rawas Ilir menuturkan saat ini masyarakatnya sangat sulit keluar masuk desa. Pasalnya sejumlah jalan yang kerap di lintasi masyarakat dadakan berubah menjadi licin dan berlumpur.
“Jalan yang paling dekat ke desa kami lewat jalan perusahaan, tapi itulah jalannya aspal merah. Kalau sekarang susah lewat karena lengket, licin dan berlumpur,” katanya.
Alam warga Desa Pauh, Kecamatan Rawas Ilir menuturkan saat ini masyarakatnya sangat sulit keluar masuk desa. Pasalnya sejumlah jalan yang kerap di lintasi masyarakat dadakan berubah menjadi licin dan berlumpur.
“Jalan yang paling dekat ke desa kami lewat jalan perusahaan, tapi itulah jalannya aspal merah. Kalau sekarang susah lewat karena lengket, licin dan berlumpur,” katanya.
Dia mengungkapkan, khususnya untuk akses jalan milik Pemerintah Daerah memang sudah ada. Namun kondisinya masih kurang bagus untuk dilintasi masyarakat.
“Jalan kabupaten ado tapi sudah idak bagus, aspalnyo sudah banyak hilang dan banyak lobang. Tapi tahun kemarin sudah ado jembatan dibangun di sano,” cerita warga.
Masyarakat berharap, Pemerintah Daerah terus melakukan peningkatan terhadap akses jalan itu, sehingga bisa mempermudah warga dalam laju mobilisasi dari tingkat desa ke wilayah Kecamatan.
“Wilayah kami paling ujung Muratara tapi kalau jalannyo bagus pasti lebih dekat ke wilayah ke Camatan,” bebernya.
Terpisah, Kepala Desa Pauh Juherman saat di konfirmasi membenarkan kondisi akses jalan yang sering dilintasi masyarakatnya saat ini susah di lewati.
Bahkan tidak jarang warga yang melintas harus terjebak lumpur.
“Sekarang susah masuk dusun, hujan terus jalan jadi loyak. Banyak warga yang terjebak lumpur,” katanya.
Dia mengaku sering ikut membantu menarik kendaraan masyarakat dengan kendaraan Greder. Ada dua spot yang sangat parah, seperti di areal sawit Makarti dan wilayah Ampalau.
“Dua spot itu banyak mobil terjebak lumpur, mesti hati-hati melintas. Harapan kami minta jalan akses kami di bangun supaya lancar keluar masuk desa,” tutupnya. (cj13)
Komentar