METRO UPDATE.CO.ID—BENGKULU-—Perseteruan antara nelayan tradisional di Bengkulu Utara yang pro dengan pelarangan trawl dengan nelayan yang masih menggunakan alat tangkap tak ramah lingkungan itu terus meruncing. Bahkan dilaporkan, Jumat (5/4) tadi, bentrokan fisik pun tidak bisa dihindari.
Tawuran antar nelayan ini pecah di Air Napal, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Pihak kepolisian sendiri telah membenarkan adanya kejadian itu.
“Benar ada baku tembak antar nelayan,” kata Kapolres Bengkulu Utara AKBP Ariefaldi melalui Kasat Reskrim AKP M Jufri, dikutip dari Rmolbengkulu.com.
Terkait peristiwa itu, Polisi masih mengumpulkan data dan informasi. Sementara dari video yang beredar, nampak petugas dari Polair tergesa-gesa sambil menenteng senjata laras panjang.
Sementara itu dilansir dari Pedomanbengkulu.com, peristiwa baku tembak merupakan buntut dari konflik Nelayan Trawl Pulau Baii Bengkulu dan Nelayan Tradisional Kelurahan Malabero Kota Bengkulu.
Diduga hal ini dipicu terkait adanya dua Nelayan Trawl yaitu Agus, mengalami luka pada ketiak dan Bolang mengalami luka bagian paha lantaran diduga tertembak di Perairan Laut Palik, Kabupaten Bengkulu Utara.
Informasi terhimpun, 1 unit Kapal DKP dengan 6 Personil Polair, TNI AL , KSKP dan Pers DKP Privinsi Bengkulu menjemput Korban yang saat ini berada di Pulau Tikus. Saat ini massa dari masyarakat Nelayan Trawl berkumpul di area Jembatan pulau Baai, untuk menanti korban.
Kedua korban tersebut diduga ditembak oleh Nelayan Tradisional Pasar Palik, Kecamatan Air Besi , Bengkulu Utara. Kedua korban merupakan awak kapal Asvi 06 dengan Nama tekong Cundu. Kejadian ini dilaporkan oleh haji Asek sekira pukul 08.00 WIB setelah mendapat telpon dari Tekong Cundu.
Sebelumnya 4 Kapal Nelayan Trawl berangkat ke laut dengan tujuan menjemput Korban dan rekan rekannya. Situasi di sekitar Dermaga Pulau Baai dan Perkampungan Nelayan Kelurahan Sumber Jaya masih berjalan seperti biasa, hanya saja ada Konsentrasi massa sekira 200 Orang.
Warga sekitar yang berkumpul di area Jembatan Pulau Baai membenarkan terkait adanya kejadian tersebut. Selain itu, ada beberapa nelayan tradisional menggunakan lima kapal mendatangi perairan kawasan Pulau Baii.
“Kami tadi dapat informasi adanya kapal nelayan tradisional yang ingin menyerang ke tempat kami. Mendapat informasi tersebut kami siaga disini untuk berjaga jaga,” kata Udin, salah satu warga setempat. [RN/ANEL]
Komentar