Konflik Nelayan Terjadi Lagi di Bengkulu, 4 Terluka

METRO UPDATE.CO.ID—BENGKULU— Konflik nelayan trawl (pukat) dan tradisional di Bengkulu kembali pecah, Jumat (5/4/2019). Akibat kejadian itu, 4 nelayan mengalami luka. Keempat nelayan yang mengalami luka saat ini sudah ditangani petugas medis. Ketua Sementara Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Kota Bengkulu, Romi Paislah saat dihubungi Kompas.com, membenarkan kejadian itu. “Kami berusaha menenangkan nelayan untuk tidak terpancing mengarah ke hal yang lebih besar,” ujar Romi.

Kejadian bermula saat sejumlah kapal trawl melakukan aksi pencarian ikan di Palik, Kabupaten Bengkulu Utara. Kapal trawl dilempari batu oleh sekelompok nelayan tradisional.

 “Nelayan tradisional menyita jaring trawl. Sementara kapal trawl berlalu,” sebut dia. Selang beberapa jam kemudian, 2 kapal nelayan tradisional dibakar di sekitar areal Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu. Belasan nelayan tradisional diamankan oleh polisi untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Aparat kepolisian dan TNI AL tampak berjaga-jaga di lokasi Pelabuhan Pulau Baai untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.

Kapolda Bengkulu, Brigjen (Pol) Supratman menyebutkan, pihaknya sedang menyelidiki kejadian ini. Ia mengimbau, masyarakat dan nelayan tidak terpancing dengan hal-hal yang merugikan. Baca juga: Konflik karena Penggunaan Trawl, Tiga Kapal Nelayan Disandera “Kami sedang menyelidikinya, masyarakat diminta untuk menahan diri,” kata Supratman.

Konflik nelayan trawl dan tradisional kerap terjadi di Bengkulu sejak tahun 1980-an. Aksi bakar kapal dan alat tangkap kerap dilakukan oleh kedua belah pihak. Beberapa pekan lalu, 1 kapal trawl juga dibakar oleh nelayan tradisional di Kelurahan Malabero, Kota Bengkulu. (KOM/ANEL)


Komentar