Legislator Soroti BBM Jenis Solar Mulai Langka Lagi di Bengkulu

METROUPDATE.CO.ID—BENGKULU—-Hampir di setiap Stasiun Pengisian Bahar Bakar Minyak (SPBU) di Kota Bengkulu yang melayani pengisian BBM jenis solar, saat ini terlihat antrian panjang dari angkutan truck.  

Kondisi itu bukan terjadi kali saja, melainkan hampir setiap tahunnya, sehingga tidak heran disebut sebagai persoalan klasik.

Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Yurman Hamedi ketika menyikapi persoalan tersebut mengaku sangat heran dengan kondisi kelangkaan BBM jenis Solar di Provinsi Bengkulu. Apalagi persoalan ini selalu terjadi setiap tahunnya.

“Saya mengibaratkan kondisi BBMjenis solar langka ini, penyakit kronis dan menahun tidak sembuh-sembuh. Jangan-jangan akibat kelangkaan BBM jenis solar ini, yang ikut menjadikan Bengkulu menjadi daerah termiskin kedua di Sumatera,” kata Yurman pada Selasa, (2/3/2021).

Menurut Yurman, herannya dengan kondisi ini, karena dari pemantauannya di wilayah Lampung, Jambi, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan misalnya, tidak ditemukan terjadinya antrian panjang kendaraan di SPBU, untuk mendapatkan solar dan justru petugas SPBU menunggu kendaraan untuk membeli solar. Tetapi di Bengkulu tidak demikian.

Untuk itu politisi Perindo Bengkulu ini meminta Pemerintah Daerah, yang saat ini dipimpin Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu yang baru saja di lantik, bisa menyelesaikan persoalan ini.

“Percaya lah, akibat krisis solar di Bengkulu ini, akan banyak dampaknya, apalagi ditengah kondisi pandemic Covid-19. Bukan hanya tentang ekonomi para supir kendaraan solar, melainkan juga transportasi di daerah. Bahkan dengan kondisi ini, akan membuat orang dari daerah lain, enggan datang ke Bengkulu, sebab khawatir nanti tidak ada solar untuk menjalankan kendaraannya. Jadi agar Pemda bisa mencarikan solusinya.

Lebih lanjut ditambahkan, dengan terjadinya antrian panjang kendaraan di setiap SPBU, juga akan berdampak pada arus lalu lintas yang tidak normal, karena bisa terjadi kemacetan. Belum lagi adanya usaha masyarakat yang berada di dekat lokasi SPBU, akan tergangu, karena ditutup oleh antrian kendaraan untuk mendapatkan BBM.

Oleh karena itu, lagi-lagi diperlukan solusi dari pemerintah daerah.

“Usaha-usaha yang berada disepanjang jalur menuju SPBU tertutup oleh panjangnya antrian kendaraan, sehingga mengakibatkan usaha masyarakat omsetnya bisa menurun. Itu juga merupakan pekerjaan rumah (PR) bagi pemda,” jelas Yurman.

Sementara itu, Benny salah seorang pengusaha yang tokonya berada di samping SPBU Pagar Dewa, mengaku bukan hanya dirinya, namun beberapa ruko dan usaha warung lainnya  merasa sangat terganggu dengan adanya antrian panjang kendaraan yang ingin membeli BBM, sampai menutupi usahyanya.

“Kondisi itu berlangsung dari pagi hingga sore. Jadi bagaimana masyarakat mau membeli ketempat kami, karena usahanya ditutupi kendaraan yang sedang mengantri BBM. Makanya harus ada solusi dari Pemda, agar tidak sampai mengganggu kami yang juga sedang berusaha,” pungkasnya.

Komentar