Pangeran Saudi Disebut Sempat Temui Khashoggi di AS

METROUPDATE.CO.ID- Adik Putra Mahkota arab saudi Mohammed bin Salman (MbS) disebut sempat mengundang Jamal Khasoggi untuk bertemu di Amerika serikat (AS). Pertemuan antara Pangeran Khalid bin Salman yang merupakan adik MbS itu dilakukan beberapa bulan sebelum wartawan pengkiritik Saudi itu dinyatakan tewas.

Menurut cerita beberapa kerabat Khashoggi, Khalid mengundang Khashoggi untuk bertemu di kedutaan Saudi di Washington. Khaled sendiri adalah duta besar Saudi untuk Amerika Serikat.

Dua kerabat memaparkan bahwa pertemuan Khashoggi dan Khalid tidak direncanakan sebelumnya. Sekitar awal 2018 atau akhir 2017, Khashoggi disebut tengah mengunjungi kedubes Saudi untuk mengurus urusan kekonsuleran.

Beberapa petugas kedubes disebut langsung mengenali Khashoggi dan langsung memberi tahu Khalid soal kedatangannya. Khalid lalu mengundang Khashoggi ke ruangannya untuk berbincang-bincang selama satu setengah jam.

Kedutaan Saudi membenarkan pertemuan keduanya berlangsung. Namun, tidak jelas hal apa yang dibicarakan Khalid dan Khashoggi dalam pertemuan itu.

Salah satu teman Khashoggi mengatakan dia menanyakan apakah Khalid memperlakukannya tidak menyenangkan atau bahkan mengancamnya saat bertemu.

“Dia (Khashoggi) mengatakan ‘tidak, kami hanya berbincang dan itu pertemuan yang cukup menyenangkan,” tutur teman Khashoggi seperti dilansir NBC News, Selasa (23/10).

Pertemuan Khalid dan Khashoggi tersebut diketahui berlangsung beberapa bulan sebelum pengadilan Saudi berupaya membujuknya pulang setelah selama setahun lebih tinggal di Amerika Serikat. Khashoggi disebut lari dari Saudi untuk menghindari kemungkinan dirinya ditangkap.

Khalid bersama seorang pejabat pengadilan Saudi, Saud bin Abdullah Al Qathani, juga disebut telah berupaya menghubungi Khashoggi selama setahun untuk membujuknya pulang ke Saudi. Para pejabat Saudi dikabarkan meminta Khashoggi pulang dengan mengatakan bahwa kerajaan akan menyambutnya dengan baik, seperti ditulis Sputnik.

Khashoggi juga disebut dijanjikan kebebasan untuk menulis dan mengkritik jika bersedia kembali ke Saudi. Tak hanya itu, Al Qathani disebut menawarkan Khashoggi pekerjaan dengan jabatan tinggi di pengdilan atau lembaga think tank.

“Dia (Al Qathani) disebut ‘Oh, Jamal mari lah pulang ke rumah, Anda pasti rindu rumah dan bla bla bla, semuanya sudah dimaafkan, dan kami akan memberimu pekerjaan yang bagus,” ucap seorang teman yang mendengar cerita tersebut dari Khashoggi.

Kasus Khashoggi semakin menyudutkan Kerajaan Saudi setelah negara tersebut akhirnya mengakui bahwa wartawan tersebut tewas di dalam gedung konsulatnya di Istanbul pada 2 Oktober lalu.

Meski begitu, Riyadh menegaskan bahwa pemerintah tidak terlibat dalam konspirasi pembunuhan tersebut.

Saudi menganggap pembunuhan Khashoggi merupakan “sebuah kesalahan sangat besar” yang dilakukan “pihak-pihak” di luar otoritas dan tanggung jawab mereka.

Seorang sumber Saudi yang dekat dengan kerajaan mengatakan kepada CNN bahwa Khashoggi tewas karena dicekik. Otoritas Turki hingga kini masih mencari jasad Khashoggi dan menyelidiki kematiannya.

Meski telah mengakui kematian Khashoggi, Saudi mengaku tak tahu keberadaan jasad wartawan yang dianggapnya sebagai pembangkang itu. (rds/eks)

(Sumber : CNN indonesia)

Komentar