Sejumlah Daerah di Sulawesi Tengah Perlu Waspada Bencana Banjir Bandang Dan Gempa

METRO UPDATE.CO.ID–SULTENG-—Lima provinsi di Indonesia masuk dalam kategori siaga bencana banjir hingga banjir bandang, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, dan Provinsi Sulawesi Tengah karena berpotensi terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

Berada di Jantung Pulau Sulawesi, Sulteng (Sulawesi Tengah) seringkali dilanda bencana banjir bandang dan Tanah Longsor karena banyaknya sungai dan struktur tanahnya yang labil.

Bencana alam banjir dan tanah longsor sering terjadi di hampir seluruh wilayah Sulteng ketika intensitas hujan meningkat.

Sejumlah wilayah di Sulteng yang selama ini rawan bencana banjir bandang dan tanah longsor adalah Kabupaten Tolitoli, Buol, Banggai, Poso, Morowali, Morowali Utara, Parigi Muotong, Donggala, Sigi, termasuk Palu.

Banjir kiriman di Palu sering terjadi karena terdapat sejumlah sungai yang bermuara ke Sungai Palu seperti Sungai Laoswani, Sungai Kawatuna, Sungai Gumbasa, Sungat Paneki, Sungan Wera, Sungai Oloboju, dan Sungai Sombelewara.

Maka dari itu, masyarakat yang bermukim di sekitar DAS Sungai Palu yang bermuara di Teluk Palu perlu waspada karena ancaman banjir kiriman bisa terjadi kapan saja.

Banjir bandang terakhir kali terjadi di sejumlah desa di Kabupaten Sigi seperti di Desa Tuva, Kecamatan Gumbasa, Desa Bangga dan Rogo di Kecamatan Dolo Selatan yang mengakibatkan ratusan rumah tertimbun longsor.

Bahkan penerangan listrik, jaringan telekomunikasi, serta sejumlah jembatan dan jalan putus diterjang banjir bandang.

Pada saat itu pula, permukiman penduduk di beberapa wilayah di Kota Palu seperti di Kelurahan Ujuna, Lere dan Besusu tergenang banjir.

Salah satu daerah rawan banjir di Sulteng adalah Kabupaten Tojo Una-Una yang beberapa hari lalu dilanda banjir bandang usai hujan deras mengguyur daerah itu.

berdasarkan hasil laporan Tim SAR Basarnas, setidaknya ada 85 unit rumah warga terendam banjir yang dihuni 92 kepala keluarga (KK) dengan 345 jiwa.

Selain itu, delapan rumah hanyut terseret banjir di Desa Tayawa, Kecamatan Tojo Barat pada Kamis, 18 Februari 2021 sekira pukul 14:00 WITA.

Oleh sebab itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama relawan NGO memberikan mitigasi bencana kepada masyarakat di sejumlah wilayah rawan bencana di Sulteng.

Bahkan BMKG Pusat dan daerah telah mengumumkan akan adanya potensi banjir di sejumlah daerah dan Sulteng yang termasuk kategori siaga banjir.

Maka, wilayah rawan bencana harus berupaya untuk mengurangi resiko dampak dari bencana alam dengan menjaga kelestarian hutan dan alam.

“Hutan harus dijaga, bukan dirusak. Sebab, hutan dan alam pun bisa marah. Jika hutan marah, maka musibah pun bisa terjadi dan menimbulkan kerugian besar bagi kita semua,” kata Kepala BPBD Kabupaten Sigi.

Musibah banjir yang terjadi pada sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulteng harus dijadikan pelajaran bagi seluruh pihak untuk tetap waspada dan berprilaku ramah lingkungan.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan guna mencegah maupun mengurangi dampak bencana adalah menjaga kelestarian alam dengan memelihara dan memperlakukan hutan.***(PR/TIS)

Komentar